Indonesia Peru Tandatangani CEPA : Sejarah Baru Kerja Sama Perdagangan 11 Agustus 2025

Indonesia Peru Tandatangani CEPA : Sejarah Baru Kerja Sama Perdagangan 11 Agustus 2025

Indonesia Peru Tandatangani CEPA : Sejarah Baru Kerja Sama Perdagangan 11 Agustus 2025

• Pendahuluan

Tanggal 11 Agustus 2025 menjadi tonggak penting bagi hubungan ekonomi Indonesia-Peru, karena terjadi Indonesia Peru Tandatangani CEPA 11 Agustus 2025 — suatu langkah monumental dalam sejarah diplomasi kedua negara. Di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Peru Dina Boluarte resmi menandatangani Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat ikatan perdagangan.

CEPA ini menandai pemulihan momentum perdagangan global, di tengah gejolak proteksionisme dan naiknya tarif impor dari Amerika Serikat yang berdampak pada perdagangan Indonesia. Beragam media melaporkan bahwa kesepakatan ini mencakup pasar baru yang strategis—membuka jalan bagi ekspor Indonesia dan impor produk unggulan seperti buah segar Peru. Perjanjian ini juga menaruh harapan baru dalam memperluas peluang ekonomi serta kolaborasi lintas sektor.

Dengan tujuan memberikan pemahaman menyeluruh dan mendalam, artikel ini akan mengulas secara komprehensif latar belakang, isi kesepakatan, dampak ekonomi, hingga rekomendasi strategis ke masa depan.


• Latar Belakang dan Proses Negosiasi

Negosiasi CEPA dimulai sejak Mei 2024, dengan intensifikasi pembicaraan menyusul penetapan tarif tinggi AS kepada Indonesia. Kesepakatan ini akhirnya meresmikan aliansi baru untuk mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap pasar tradisional. Dalam diskusi terbuka, Presiden Prabowo menyatakan pentingnya memperkuat hubungan di sektor seperti pangan, energi, dan pertahanan.

Di lapangan, data perdagangan 2024 mengungkap bahwa nilai ekspor Indonesia ke Peru mencapai USD 331,2 juta, sedangkan impor dari Peru sebesar USD 149,6 juta. Ekspor kita terdiri dari mobil, biodiesel, hingga alas kaki; sementara Peru unggul di bidang cokelat dan buah blueberry. Pemerintah pun melihat potensi ini sebagai peluang emas untuk diversifikasi pasar dan memperkuat posisi Indonesia di benua Amerika.

Negosiasi berjalan intens, dengan dukungan sektor swasta dan pemerintahan. Sementara Peru menekankan varian produk segar, Indonesia memprioritaskan akses pasar untuk industri strategis—mendorong pertumbuhan di bidang maritim, energi terbarukan, dan keamanan pangan. Semua babak pembicaraan diakhiri dengan kesepakatan yang mencerminkan kesepakatan strategis antara dua ekonomi yang berkembang pesat.


• Isi Utama Kesepakatan (CEPA)

Kesepakatan CEPA mencakup beberapa aspek kunci:

  1. Kelonggaran Tarif & Akses Pasar – Memudahkan ekspor impor kedua negara yang akan membuka peluang baru terutama di sektor tertentu.

  2. Kerja Sama di Multi-Sektor – Menyeluruh, mencakup pangan (termasuk blueberry Peru), pertambangan, energi transitioning, perikanan, hingga pertahanan.

  3. Nilai Tambah Ekonomi – Potensi peningkatan volume perdagangan bilateral, sekaligus investasi di sektor hulu maupun hilir dari kedua negara.

Selain itu, ditegaskan adanya kesepakatan kerangka kerja sama anti-narkotika dan perdagangan ilegal, menunjukkan bahwa hubungan kedua negara bukan hanya ekonomi, tetapi juga mendukung keamanan dan stabilitas regional.

Perjanjian ini semakin relevan mengingat meningkatnya proteksionisme global. CEPA memberi Indonesia pijakan kuat untuk memperluas jaringan perdagangan global dan mengurangi dampak negatif kebijakan tarif asing.


• Dampak Ekonomi dan Strategis

Peluang Ekonomi
CEPA membuka keran baru ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan memperkuat kehadiran produk seperti mobil, biodiesel, dan alas kaki. Sebaliknya, konsumen Indonesia akan menikmati lebih banyak variasi buah Peru seperti blueberry dan tanaman pangan strategis lainnya.

Dampak Strategis
Secara geopolitik, kesepakatan ini bisa menjadi batu loncatan bagi Indonesia untuk bergabung ke blok perdagangan multilateral seperti CPTPP—karena Peru adalah salah satu anggotanya. Strategi ini menunjukkan bahwa Indonesia bermain di liga global, memperluas jaringan aliansi ekonomi.

Kolaborasi Lain
Fokus juga diarahkan ke sinergi di bidang mitigasi narkoba, perdagangan gelap, dan keamanan maritim—menjadikan hubungan tidak hanya ekonomi, tetapi juga kepentingan nasional dan pertahanan bersama.


• Rekomendasi Kebijakan ke Depan

  1. Optimalisasi Manfaat Ekspor
    Pemerintah perlu membentuk task force khusus untuk strategis pemasaran dan promosi produk Indonesia di Peru, serta memfasilitasi branding produk lokal agar kompetitif di pasar global.

  2. Penguatan Sinergi Sektor Publik-Swasta
    Mendorong kolaborasi sektor industri, akademisi, dan pemerintah agar inovasi teknis dan investasi bisa mengisi ruang dalam perjanjian.

  3. Pemantauan dan Evaluasi Tahunan
    Membentuk mekanisme monitoring pelaksanaan CEPA—khususnya untuk mengukur efek ekonomi dan mengantisipasi hambatan regulasi atau logistik.

  4. Penguatan Diplomasi Ekonomi
    Strategi di tingkat ASEAN dan Amerika Latin perlu ditingkatkan. Kesepakatan ini bisa dijadikan model kerjasama regional yang lebih luas.


• Penutup

Dengan ditandatanganinya CEPA antara Indonesia dan Peru pada 11 Agustus 2025, negeri ini membuka bab baru dalam diplomasi ekonomi global: Indonesia Peru Tandatangani CEPA 11 Agustus 2025 bukan hanya menjadi headline, tapi juga pintu menuju peluang besar. Dari ekspor produk unggulan hingga kolaborasi strategis, kesepakatan ini jadi momentum untuk memperkuat posisi Indonesia dalam arus perdagangan global.

Dengan kebijakan yang tepat, kolaborasi stakeholder, dan evaluasi berkala, perjanjian ini bisa berdampak positif jangka panjang—mendorong pertumbuhan ekonomi, iklim investasi, dan kualitas hubungan bilateral.


Referensi